MASA PEMBINAAN
Kurang lebih
sekitar 5 bulan saya menjalani masa pembinaan calon anggota (MPCA) Lawalata. Bisa
dibilang dalam masa ini saya dan teman-teman yang lain belajar hidup
berdampingan dengan alam, belajar menghargai alam, belajar mengenal alam,
belajar menggunakan alam, belajar hidup di alam dan belajar bersaudara. Dalam
mpca saya pribadi telah diajarkan tentang navigasi darat, SAR, survival, pertolongan
pertama gawat darurat (PPGD), teknik hidup alam bebas (THAB) dan sebagainya. Jujur
saja saya masih baru jika bicara tentang pencinta alam atau pun kegiatan
mapala. Namun, sebagai anggota mpca saya telah banyak sedikit tau tentang
bagaimana menghadapi keadaan yang tidak disangka-sangka seperti kecelakaan.
Sekarang
mungkin banyak masyarakat yang memandang kegiatan sispala atau pun mapala
sebelah mata terutama orangtua. Mungkin wajar saja dibalik sudah banyak
kasus-kasus pembinaan sispala atau mapala yang telah memakan korban. Saya
yakini saat masa pembinaan adalah dimana calon anggota di didik bukan malah
tewas. Jika dilihat mungkin dari kasus tersebut terjadi karena sebagian dari
mereka tidak mematuhi prosedur yang seharusnya. Setiap mapala mempunyai cara
masing-masing saat pembinaan yang sesuai dengan prosedur dan harus dipatuhi sehingga
aman dan tidak memakan korban dalam kegiatan.
Dalam masa
pembinaan calon anggota juga sudah mulai berinteraksi dengan alam bebas untuk
melatih fisik dan mental. Notabenenya kegiatan mapala adalah kegiatan yang
berhubungan erat dengan alam bebas, hutan, gunung, sungai dan sebagainya.
Berkegiatan di hutan atau gunung juga memerlukan kerja tim dan dalam masa
pembinaan biasanya hubungan persaudaraan yang loyal dan solid sangat terbangun.
Sifat ini juga sangatlah penting untuk tim saat berada dilapangan agar tidak
terpuruk dalam kesulitan.
Untuk menjadi
pencinta alam yang benar mencintai alam tentu harus memiliki ilmu untuk bisa
dekat dengan alam itu sendiri. Pembinaan adalah hal yang wajib menurut saya.
Pembinaan yang sesuai dengan prosedur yang aman dan diterapkan dangan baik
sehingga dapat membuahkan hasil yang baik pula. Banyak sisi baik dari mapala
dibanding yang buruknya. Tentu kasus-kasus
tadi merupakan contoh agar kejadian tersebut tidak terulang.
“Mendaki gunung tak hanya
gagah-gagahan, apalagi sekedar kebanggaan. Terselip banyak pelajaran darinya.
Ada kerja keras yang berkelanjutan, ada kerjasama tim yang luar biasa handal,
ada pula pelajaran berharga yang semakin mendekatkan kita kepadaNya.”
Salam Lestari.
-Tersa
0 comments:
Post a Comment