source: google.com
Terhitung
sudah ini merupakan lapangan ke 10 bagi diriku dan teman-teman MPCA dan bisa
dikatakan lapangan terakhir sebelum karantina dan slk. Lapangan thab, teknik bertahan
hidup alam bebas yah dalam lapangan ini semua kemampuan kami dari survival
hingga PPGD di asa kembali untuk menopang kelayakan kami untuk menjadi seorang
pencinta alam.
Tepat tanggal 22 desember
2014 kurang lebih jam 14.00 sudah berada di lapangan alhur dengan sebagian
teman lainnya membagi jatah logistik untuk lapangan 4-5 hari kedepan. Sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh senior 14.30 kami sudah berbaris
berkumpul seiring dengan ketua yang sudah melapor ke sekret. Seperti biasa kami
melakukan cek pjm dengan langit mendung yang sudah bisa ditebak bahwa hujan
bisa turun kapan saja. Setengah jalan kami memeriksa pjm kami, kami
diinstruksikan untuk beribadah karena azan ashar juga telah berkumandang.
Beberapa teman kami tinggal di tempat untuk menjaga barang-barang kami. Usain
kami melaksanakan solat hujan pun benar turun dengan derasnya dengan
barang-barang kami masih berserakan di depan lapangan tenis. Seketika aku dan
yang berlari menyelamatkan barang-barang kami ketempat kering dan terlindung
akan hujan. Kami masih menunggu teman-teman lain yang belum selesai solat. Dan
akhirnya datang lah combros dengan kaki telanjang tak beralas hingga saat
ketika itu kaka senior menanyakan kemana sepatunya dan ia menjawab hilang miris
memang sepatu yang sangat baru ia beli hilang namun apa dikata siapa yang tau
musibah akan datang. Kami kembali mengecek pjm kembali mencari barang-barang
kami yang telah terpencar dimana-mana. Masih ada saja pjm kami yang tak
lengkap, kaka senior memberi kami waktu untuk melengkapi pjm kami dan mencari
sepatu untuk combros pula. Cepi, tukai dan ciba yang berangkat mencari. Usai
itu kami kembali diinstruksikan untuk mengambil baju ganti lebih untuk lapangan
kali ini, aku rudon dan yabuy yang mengambilnya dan kami bergegas kembali ke
sekret. Hingga waktunya untuk berangkat lapangan. Kembali kendala datang saat ternyata
orang tua cirit tak mengizinkannya untuk ikut lapangan. Cirit pun kembali tak
ikut lapangan kali ini. Jam 19.00 kami menaiki angkot dan siap melaju menuju
desa tapos. Kami tiba disana dan langsung melakukan pemanasan seperti biasa.
Setelah itu kami semua menuju kadalmateng dengan bayuran rintik hujan untuk
bermalam disana. Kami berkumpul dalam satu bivak bersama dalam satu kehangatan
yang sama.
Esok hari tanggal 23 desember
2014 kami sudah bersiap jam 6.00 berbaris di posisi kami. Kami di instruksikan
untuk melakukan orientasi medan dengan peta, kompas, protaktor dan tanda-tanda
alam lainnya. Setelah mengetahui posisi keberadaan kami dimana, kami MPCA
diinstruksikan untuk dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 sebagai pembuka jalur dan tim
2 yang mengikuti. Sebelum berangkat air minum kami dibuang, kami hanya diberi
12L air untuk 5 hari.
Setelah semua persiapan siap tim 1 berangkat terlebih dulu tanpa membawa logistik. Aku sebagai tim 2 dan beberapa teman lainnya menunggu sekitar setengah jam sambil membuat lagu dan terciptalah 2 lagu baru. Setelah itu kami berangkat dengan menyanyikan lagu baru kami sambil mengikuti tanda bacok di pohon dan ranting yang telah dibuat tim 1. Perjalanan cukup kondusif di 30 menit pertama. Hingga akhirnya kami berhasil berpapasan dengan tim 1. Tim 1 yang melakukan ormed cukup kesulitan karena medan yang dilalui cukup curam dan menajak serta licin. Disini aku merasa kerjasama dan kepercayaan diantara kami benar-benar diuji. Dikarenakan medan memaksa kami tim 1 dan tim 2 saling bahu membahu. Kami tim 2 sempat beberapa kali beristirahat menunggu tim 1 melakukan ormed dan membuka jalur. Hingga akhirnya kami sampai diketinggian 1600 mdpl target kami saat itu bertapa senangnya kami tak perduli akan lelah yang telah berlalu. Awalnya kami sempat mengira bahwa itu adalah puncak 3 karena disana ditemukan plang puncak 3 gn salak. Disusil dengan kakak senior yang tiba di lokasi. Kami bermalam disana sambil melakukan latihan suvival. Partner suvival ku adalah tukai. Malam berlalu cukup baik dengan api yang terus menyalah mengalahkan dinginnya gelap malam saat itu.
Setelah semua persiapan siap tim 1 berangkat terlebih dulu tanpa membawa logistik. Aku sebagai tim 2 dan beberapa teman lainnya menunggu sekitar setengah jam sambil membuat lagu dan terciptalah 2 lagu baru. Setelah itu kami berangkat dengan menyanyikan lagu baru kami sambil mengikuti tanda bacok di pohon dan ranting yang telah dibuat tim 1. Perjalanan cukup kondusif di 30 menit pertama. Hingga akhirnya kami berhasil berpapasan dengan tim 1. Tim 1 yang melakukan ormed cukup kesulitan karena medan yang dilalui cukup curam dan menajak serta licin. Disini aku merasa kerjasama dan kepercayaan diantara kami benar-benar diuji. Dikarenakan medan memaksa kami tim 1 dan tim 2 saling bahu membahu. Kami tim 2 sempat beberapa kali beristirahat menunggu tim 1 melakukan ormed dan membuka jalur. Hingga akhirnya kami sampai diketinggian 1600 mdpl target kami saat itu bertapa senangnya kami tak perduli akan lelah yang telah berlalu. Awalnya kami sempat mengira bahwa itu adalah puncak 3 karena disana ditemukan plang puncak 3 gn salak. Disusil dengan kakak senior yang tiba di lokasi. Kami bermalam disana sambil melakukan latihan suvival. Partner suvival ku adalah tukai. Malam berlalu cukup baik dengan api yang terus menyalah mengalahkan dinginnya gelap malam saat itu.
Paginya tanggal 24 desember
2014 kami kembali berbaris sudah siap usai makan bersama dengan kehangatan yang
lebih hangat setelah malam tadi melakukan latihan survival. Hari ini kami akan melanjutkan
perjalan menuju puncak 1 gn salak target utama kami. Kakak senior merombak tim
1 dan tim 2. Terpilihlah aku sebagai ketua tim 1 yang beranggotakan gowes,
cepi, wong wai, upi, oleng, yabui, roden, cedong dan cekoa. Yah aku sempat
bingung karena 9 wanita dan hanya satu pria. Sebelum melakukan perjalanan aku
sempat ga pede untuk memimpin tapi aku disini aku sadar bahwa teman-teman ku
telah memberikan ku kepercayaan. Setelah menentukan titik kordinat dan
melakukan ormed dibantu oleh tim 2. Kami, tim 1 memulai perjalanan melalui
jalan setapak dengan sisi kanan kami yaitu jurang ciapus. Kami melalui jalur
yang cukup curam dan patokan kami adalah jurang ciapus. Kami tim 1 bekerjasama
melakukan ormed di jalur-jalur bercabang dan hingga akhirnya kami sampai di
ketinggian 1820 mdpl di sebuah patok yang sebelumnya kami di instruksikan untuk
berhenti di tempat itu. Sambil menunggu tim 2 kami beristrirahat karna
sebelumnya kami belum sempat berhenti untuk melepas lelah. Akhirnya tim 2
sampai diiringi dengan kakak senior. Di ketinggian tersebut kami di
instruksikan untuk mencari air dari memeras lumut karena persediaan air kami
yang benar-benar sedikit. Namun hasil dari lumut tsb tidaklah cukup banyak.
Usai itu kakak senior kembali mengistruksikan kami melanjutkan perjalanan ke
puncak 1. Kami tidak lagi membawa carrier berat namun kami hanya membawa ponco,
senter, baterai cadangan, golok, webbing, 5 jaket, 5 kotak suvival kit dan
bahan makanan untuk 2 kali. Kami semua membagi perlengkapan kedalam head
carrier kami dan salah satu tim 2 membawa satu carrier untuk membawa bahan
makanan. Tim satu kembali berjalan terlebih dahulu. Membuka jalur dan kali ini
medannya tak kalah dengan jalur yang telah dilalui. Tidak lama kami berjalan
sampailah kami di puncak 4 gn salak. Kami sempat berhentik sekitar 5 menit
melihat-lihat sekeliling sambil mencocokan literatur yang kami cari dengan
keadaan puncak 4 yang ada peninggalan Belanda yang hanya berupa tembok hancur.
Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak 3 melalui saddle. Cuaca mulai tidak
bersahabat, hujan menemani perjalanan kami. Dengan ketinggian yang semakin
tinggi dan udara dingin yang makin terasa memaksa kami untuk terus berjalan
menuju puncak 3. Dan akhirnya kami sampai di puncak 3 gn salak dengan hujan
yang sudah reda. Tidak lama tim 2 dan kakak senior pun tiba dan mengajak kami
berfoto. Usai itu aku dan tim ku memutuskan untuk melanjutkan perjalan menuju
puncak 1 gn salak. Di perjalanan hujan kembali turun kali ini lebih besar dan
lebih dingin. Posisi ku masih berada di bagian paling depan dan wong wai di
paling belakang sebagai penanda jalur. Dengan keadaan basah, haus dan kelelahan
membuat kami mencoba meminum rintikan hujan yang turun cukup melepas dahaga
kami selama pejalanan. Putus asa mungkin sempat terbesit di kepala ku ketika
beberapa kali anggota tim ku mengira-ngira puncak 1 sudah berada di depan mata
kami namun tenyata tidak ditambahlah tubuhku yang gemeteran menahan dingin yang
membuatku tak fokus. Disusul oleh teriakan ka Hanif dari belakang. Namun saat itu
aku kembali sadar bahwa puncak 1 gn salak berada di belakang bukit yang akan
kami lalui dengan teriakan teman-teman ku yang saling memberi semangat satu
sama lain. Setelah memalui bukit tersebut ka Hanif mengistruksikan agar kami
menyanyikan mars MPCA hingga puncak dengan keras sangat membakar semangat kami
hingga ke puncak. Hingga saat kami sampai di puncak lelah kami terbalaskan,
kami melakukan selebrasi untuk melampirkan rasa bahagia kami dengan berpelukan
dengan erat dibawah hujan yang tinggal rintik saja. Teman-teman tim 2 tiba
cukup lama dikarenakan enin sempat sesak nafas di perjalanan.
Setelah semua berkumpul kami semua di instruksikan untuk memasak dan membuat
shelter dari fly sheet yang kakak senior pinjamkan setelah makanan ternyata
roden terkena terkena hipotermia dan membuat kami harus bermalam di puncak 1 gn
salak dengan keadaan seadanya. Dinginnya malam di puncak 1 sangat terasa dengan
baju basah kami dan rintik hujan yang masih saja turun. Kerjasama dan
kebersamaan kami diuji kembali disini. Setiap anggota memiliki perannya
masing-masing. Setidaknya kami harus terus bergerak untuk membuat badan kami
tetap hangat setelah kami semua selesai melaksanakan perannya masing-masing.
Aku dan anggota MPCA lainnya tidur dalam satu shelter dengan berhimpit-himpitan
yang sedikitnya membantu diri kami satu sama lain merasa lebih hangat.
Hingga pagi pun tiba, tanggal 25 desember 2014 usai memlalui
malam yang sangat dingin namun hangat dengan kebersamaan kami. Kami kembali
berkemas untuk turun. Cahaya matahari mulai muncul dengan membagi kehangatannya
kepada kami. Sebelum turun kami kembali berfoto dengan senyuman pagi bahagia
kami. Roden sudah kembali bugar. Aku dan tim ku kembali berangkat terlebih
dahulu. Melewati jalur yang sama saat berangkat. Perjalanan kami habisakan
sekitar 3 lewat 15 menit melewati target waktu kami yaitu 2 jam 30 menit.
Dengan seharusnya kami membayar waktu yang lebih tadi dengan push up sebanyak
45 seri sambil menunggu tim 2 yang kakak senior bilang meraka sempat tersasar
di jalan. Setelah kami selesai push up dan tim 2 sampai, kami semua kembali
bermalam di ketinggian 1820 mdpl dengan melakukan survival. Kali ini medan yang
lebih berat membuat kami harus lebih cekatan dalam setiap kegiatan yang kami
lakukan. Aku dan tukai diamanahkan untuk mengkontrol dan membantu teman-teman
MPCA lainnya. Aku mencoba mengingat dan memberi tanda di setiap jalur menuju
lokasi teman-teman MPCA.
Hingga di jam 2an pagi tanggal 26 desember 2014 tugas mengecek terakhir keadaan teman-teman
cukup sulit untuk menuju lokasi shelter teman-teman MPCA satu-persatu dengan
kondisi gelap dan lokasi jalur banyak semak-semak berduri yang memaksa aku dan
tukai ditemani ka Hanif menerobosnya. Tak ada api yang menyalah disetiap
shelter dan sangat berbeda dengan survival sebelumnya yang setiap orang
memiliki partner. Entah rata-rata alasannya sama karena pemantik basah dan
sebagainya. Diriku pribadi berpikir saat kita bersama teman ada semangat
sendiri untuk membuat survival itu berhasil dan saat sendiri benar-benar semangat
itu tak muncul barangsedikit. Hingga pagi tiba kami semua kembali berkumpul
untuk makan dan berkemas, saat itu kami selipkan tawa dan perbincangan hangat
kami setelah semalam saling berpisah. Kembali berbaris siap posisi, dengan
kakak senior mengevaluasi kami sebelum kami turun. Saat kami turun kami sempat
nyasar sekali dan salah jalur saat ormed dan sempat oleng jatuh kedalam jurang.
Sehingga kami menghabiskan banyak waktu ketika turun. Di pertengahan jalan
hujan lebat turun membuat medan yang kami lalui menjadi licin dengan waktu yang
terus berjalan menjelang sore membuat langit yang sudah mendung semakin
menghitam. Sehingga kakak senior menginstruksikan kami untuk berjalan lebih
cepat agar tidak kemalaman dijalan turun. Namun cedong yang kakinya lecet parah
dan terkena kutu air tidak sanggup untuk berjalan dengan cepat dan juga oleh
yang menderita sesak nafas membuat mereka berjalan menyusul kami yang sudah
duluan. Sesampai di kadalmateng kami mebuat shelter dan minuman untuk menyambut
oleng dan cedong. Setelah mereka sampai aku, cekoa, dan yabui membantu oleng
dan cedong mengobati luka mereka. Setelah itu bergabung dengan anggota lain
yang sedang evaluasi dengan kakak senior tentang lapangan THAB ini. Banyak hal
yang kami pelajari, kami praktikan dan kami lakukan. Baik yang secara spontan
maupun tidak seperti saat oleng jatuh ke jurang atau saat enin, cedong atau pun
roden sakit. Semua yang memang kami telah pelajari di ulas kembali di lapangan
kali ini. Setelah evaluasi kami semua berkemas untuk pulang setelah berkemas
kami diinstruksikan untuk mandi di sungai sempat awal aku berpikir pasti akan
dingin sekali tapi ternyata tidak. Setelah mandi disungai dan merasa lebih
bersih aku dan yang lain juga merasa lebih hangat. Dengan penerangan senter
yang seadanya kami semua turun dengan perlahan. Hingga akhirnya kami sampai
dibawah tempat menunggu angkot jam 00.00 tanggal 26 desember 2014. Setelah kami
mengganti baju kami segera naik ke angkot dan menuju IPB dengan kaki lecet kami
sampai di sekret dan sebagian besar dari kami kena kutu air.
Banyak hal-hal kecil namun besar itu yang aku pelajari
terutama saat memimpin membuka jalur ke puncak 1 dan yang aku rasakan bersama teman-teman
MPCA lainnya di lapangan THAB ini. Menyadari bertapa pentingnya pelajaran yang
telah kami lakukan dilapangan-lapangan sebelumnya untuk selalu diingat sebagi
perbekalan dasar untuk menjadi pencinta alam. Serta menguatkan keluarga kecil
MPCA kami untuk terus bertahan dan berjuang bersama hingga akhir nanti untuk
menjadi seorang pencinta alam sejati.
------------------------------------------------TERSA----------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment